By : Fiona wang
Mungkin kita sudah sering mendengar bahwa pikiran dan emosi sangat mempengaruhi kesehatan fisik namun sejauh mana kita sudah mampu memanage bahkan memberdayakan pikiran dan emosi untuk mendukung kesehatan fisik?
Banyak penelitian scientific menunjukkan bahwa pikiran, belief, sikap dan emosi negatif melemahkan system syaraf dan imunitas sementara emosi positif merelease hormon-hormon baik seperti Endorfin dan membangun kesehatan yang kuat. Untuk lebih detailnya, Anda dapat membaca di buku saya, Transpersonal Self Mastery bab IV, Holistic Healing.
Menurut pakarnya, di tataran tubuh fisik, secara harfiah emosi dapat mengubah sel biologis tubuh yang memiliki efek yang mendalam pada wellbeing seseorang. “Toxic feelings and thoughts lead to a toxic body”, sementara pikiran dan sikap yang positif dan sehat merilekskan tubuh dan memberikan energy dan semangat dalam hidup
Penjelasan ini tidak mengatakan bahwa sakit penyakit hanya datang dari emosi lho, dan bahwa kita pasti akan sembuh jika dapat dealing dengan emosi kita. Ada banyak sekali faktor yang membuat seseorang merasa tidak sehat, seperti: lingkungan, kecenderungan genetis, beliefs, pengalaman masa kecil, dan factor lifestyle yang tidak sehat seperti diet dll. Bahkan sebagian orang meyakininya berasal dari karma, past life and ancestral memory atau Genetic Memory Transmission. (Intermeso, untuk memahami yang dimaksud dengan ancestral memory Anda dapat nonton film Assassin’s Creed (2016) :D). Nah, ada lagi satu aspek yang sering luput dari pertimbangan kita adalah bahwa manusia adalah makhluk energy.
Ya, kita adalah makhluk multi dimensi dengan beberapa tubuh energy, seperti tubuh mental, tubuh emosi, tubuh eterik dan tubuh astral. Masalah orang sekarang adalah kebanyakan mikir dan merasionalisasi sehingga mereka over-developed tubuh mental atau pikiran yang pandai menekan emosi dengan mengedepankan rasionalisi dan mengusulkan strategi untuk sembuh. Dengan demikian tubuh mentalnya sebenarnya tetap membawa emosi yang dalam, banyak ingatan dan memory yang sarat dengan emosi. Nah, orang-orang seperti ini biasanya ketika sudah mulai mau handle emosinya, dia mengeluarkan jurus-jurus mentalnya di atas, sehingga sebenarnya hanya permukaan lukanya yang kesentuh, mereka hanya merubah pikiran mereka terhadap emosi dan bukan merelease emosi itu sendiri. Mereka melakukan seperti ini bisa jadi karena gengsi, ada yang enggan mengakui perasaannya sendiri, sahabat saya ada yang bilang, “kok rasanya seperti drama queen,” hehehe intinya sebagian orang merasa sangat tidak nyaman menghadapi perasaan terdalam mereka sendiri sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk menekan dan tidak mau terhubung dengan emosi-emosi yang ditolak tersebut.
Dari pendekatan psikosomatis, tubuh emosi sangat terhubungan dengan imunitas, pencernaan, jantung dan pembuluh darah serta system syaraf. Dan ketika kita mengesampingkan dan menekan emosi yang tertolak tadi, kita sedang melukai tubuh emosi kita sehngga tidak heran kemudian system imun melemah dan menimbulkan masalah imunitas, radang, asma, lupus, radang sendi dan bahkan kanker. Ciri-ciri yang dirasakan karena adanya emosi yang direpress tadi di tubuh awalnya adalah merasa kewalahan, sangat lelah, sensitive terhadap stess apapun.
Tulisan ini ingin mengingatkan bahwa Tubuh Emosi kita adalah juga benteng pertahanan terhadap banyak penyakit. Ia perlu diterima dan diakui untuk selanjutnya dapat di release. Berhenti menekan emosi dengan mencoba berpikiran positif tetapi tetapi akui dan terima dulu emosinya baru menggunakan kekuatan pikiran positif Anda untuk mensupportnya. Contoh ketika ada rasa sedih, bukannya kita tepiskan, ah cengeng banget sih gitu aja sedih, ayo cari kegiatan senang-senang. Si sedih tetap akan duduk di dalam, abis senang-senang dia nongol lagi. Sebaliknya, akui secara jujur, ya saya merasa sedih karena peristiwa ini, saya terima rasa sedih ini, I’m still a human. Lalu peluk rasa sedihnya dan katakan, kamu baik-baik saja, aku merawat dan menjagamu, kita akan melewati semua ini bersama-sama. Apakah Anda dapat melihat bedanya?
Dengan mengakui perasaan, merubah cara kita memandang tauma dan kejadian tidak menyenangkan di masa lalu, menghubungkannya dengan inner wisdom, memprogram ulang DNA dapat membebaskan diri dari efek toxic negative belief yang menyedot emosi, dapat membantu kita mulai menapaki kesehatan yang utuh. Peluk diri Anda, apapun emosi yang dirasakan hari ini, akui keberadaannya dan terima ia penuh cinta lalu damaikanlah. Have a great weekend my friends, I’m sorry, please forgive me, I love you, thank you…. FW 301118.
#SelfLove
#SelfHealing
#EssentialHealingTechniques
#TranspersonalSelfMastery
#IntegraInsitute
#TheSecretOfLifeWellness
#ThoughtAndEmotionsToImproveHealth
#InspiredByInnaSegal