Ada banyak sekali tipe dan karakter manusia yang dijumpai oleh seorang hipnoterapis. Mulai dari yang mudah diajak bekerjasama selama proses terapi dan juga bersahabat yang menunjukkan kehangatannya dari caranya berkomunikasi hingga yang resisten dan sangat tidak bersahabat kepada hipnoterapis.
Namun apapun yang mereka lakukan bukanlah tanpa alasan, termasuk klien yang resisten. Pada dasarnya selalu ada alasan yang melandasi mereka berperilaku seperti itu, bisa jadi orang yang resisten tersebut beranggapan bahwa teknik yang digunakan oleh hipnoterapis tidak dapat membantunya (kasus ini terjadi apabila seorang klien telah berobat kepada beberapa terapis), bisa juga karena dirinya memang tidak bersedia untuk mengikuti sesi terapi, dan masih banyak alasan-alasan yang lainnya. Sikap resisten yang muncul pada diri klien adalah suatu hal yang dipandang secara wajar bagi para hipnoterapis karena sikap tersebut merupakan indikasi manifestasi pikiran
bawah sadar mereka yang takut perilaku lama yang akan dirubah.
Terkadang menghadapi klien seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi serang hipnoterapis namun ada juga yang menjadi malas bila berhadapan dengan klien seperti ini, dan dalam artikel ini akan dibahas cara menghadapi klien terapi yang resisten. Untuk menghadapi klien seperti ini, seorang hipnoterapis diharapkan bersikap lebih fleksibel. Dari sikap fleksibel ini dapat membantu seorang hipnoterapis untuk menggali alasan-alasan yang menyebabkan klien menjadi resisten, dan membengkokkan persepsinya tentang proses terapi yang akan dilakukan adalah sebuah proses yang aman, nyaman dan meyenangkan. Selain sikap fleksibel, mengontrol atau mengendalikan emosi diri sendiri mejadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena pada saat berhadapan dengan klien resisten yang berpotensi besar menyulut emosi seorang hipnoterapis.
Cara unik yang merupakan ciri khas dari Milton Erickson ketika menghadapi klien yang resisten adalah melakukan pacing atau menyamakan gaya bahasa dan juga gaya bicara kliennya. Dengan cara ini pikiran bawah sadar klien menjadi merasa “ada kesamaan” sehingga proses komunikasi dan terapi dapat berjalan lebih lancar dari sebelumnya. Pendekatan dalam Ericksonian Hypnosis seringkali digunakan para hipnoterapis ketika berhadapan dengan klien yang resisten.
004/H