fbpx

S M I L E  M O D E L

SMILE Coaching Model adalah konsep atau panduan coaching yang terdiri dari lima langkah proses untuk mempermudah alur coaching, dan menjadikannya terstruktur sehingga menjadi satu siklus coaching yang runut dan berfokus pada solusi di masa mendatang.

Mungkin Anda telah mengenal atau pernah mendengar beberapa Coaching Model lain yang sudah mendunia. Misalnya, GROW (Goal, Reality, Obstacles, Options, Way Forward) yang dikembangkan di Inggris oleh beberapa orang seperti Graham Alexander, Alan Fine, Sir John dan beberapa kontributor lain. Model ini digunakan di coaching dan mentoring perusahaan sejak akhir tahun 1980an. Contoh lain adalah SCORE (Symptoms, Causes, Outcomes, Resources, Effects) yang diciptakan oleh Robert Dilts di tahun 1987 dan sering digunakan dalam NLP-coaching, dan dalam counseling. Satu lagi Coacing model yang cukup popular adalah OSCAR (Outcome, Situation, Choices & Consequences, Actions, Review) yang dikembangkan oleh Andrew Gilbert dan Karen Whittlewort di tahun 2002.

SMILE Coaching model ini merupakan pengembangan dan inovasi dari GROW. Dimana untuk pengecekan reality, diganti dengan pemaknaan goal. Di SMILE Coaching Cards, kita menggunakan model coaching SMILE yang merupakan singkatan dari:

SMART GOAL
Tujuan spesifik Anda

Meaning
Makna pencapaian tujuan bagi Anda

Ideation
Ide-ide, opsi dan pilihan yang tersedia bagi Anda

Logical Action
Langkah-langkah Tindakan Anda

Excellent State
Bagaimana memunculkan kondisi diri terbaik Anda dalam mewujudkan tindakan

Setiap bagian menjadi satu kesatuan tahapan coaching yang mampu memfasilitasi pemikiran klien untuk meraih goalnya dengan penuh pemaknaan dan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk pencapaian tujuan terbaik.

SMILE Coaching model memperhatikan dengan cermat, dan memasukkan semua kompetensi standar ICF ini kedalam keseluruhan prosesnya. Sebenarnya SMILE Model tidak hanya dapat digunakan untuk Coaching tetapi dapat dipergunakan untuk Mentoring, dan berbagai proses kreatif lain.

Perjalanan sukses meraih tujuan diawali dengan penetapan tujuan. Bayangkan ketika saya naik ke taxi, pasti ditanya oleh sopir taxi, “ ke mana tujuannya bu?” dan ketika saya menjawab, “ke jalan Sudirman.” Tentu sopirnya akan bertanya lebih detail lagi, Sudirmannya di mana, patokannya apa dll. Jika saya hanya memberikan alamat jalan Sudirman saja, dapat dibayangkan betapa proses mencapai tujuannya akan muter-muter tidak jelas, karena jalan Sudirman di kota Jakarta ini begitu panjang, apalagi perjalanan sukses kita yang selain panjang juga berliku.

Lalu sejelas apa tujuan yang telah Anda tetapkan? SMART Goal adalah tools yang membantu Anda membuat Goal yang Jelas, Spesifik dan Detail, Dapat Terukur karena apa yang tidak terukur tidak dapat dikendalikan. Goal juga perlu realistik dapat diraih dan berada dalam jangkauan kendali.  Goal yang dibuat perlu Relavan dengan tujuan yang lebih besar dalam hidup serta memiliki target waktu pencapaian.

SMART adalah singkatan dari:

  • SPECIFIC
  • MEASURABLE
  • ACHIEVABLE
  • RELEVANT
  • TIMELY/ TIME BOUND

Untuk Meaning, klien difasilitasi coach untuk menemukan makna dan arti dari goal yang ingin dicapai baginya. Tanpa pemaknaan akan goal yang hendak dicapai, goal hanyalah sebuah keinginan, bukan kebutuhan. Ketika dapat menemukan makna dari goal yang diinginkan, Goal ini sudah transform menjadi Intention atau intensi/ niat. Dengan pemaknaan goal, terbangun bounding yang kuat antara Goal dengan diri coachee/ klien.

Jika tidak memiliki niat, biasanya orang akan mencari alasan dan excuses mengapa goalnya tidak tercapai. Namun jika memiliki niat, maka klien akan mencari jalan untuk mendapatkan goalnya.

Tahap ini adalah tahap membangun kesadaran bahwa goal ini memiliki makna dan arti penting bagi hidup klien sehingga klien dapat bangkit dan memiliki Inner Motivation yang kuat untuk merealisasikan goalnya. Klien kemudian mampu mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki serta stretching kecerdasan pikiran dan batin untuk mencari bahkan menciptakan sumber daya baru.

Tahap Ideation adalah tahap brainstorming akan ide-ide dan opsi-opsi yang diperlukan untuk mecapai goal. Di dalam Ideation ini juga digali dua I lain, yaitu: Initiative & Intuition. Initiative dan Intuition akan dieksplor lebih jauh di dalam sertifikasi Life & Wellness Coaching. Di tahap ini klien juga difasilitasi untuk penggalian kesadaran akan Peluang dan Tantangan dari tercapai ataupun tidak tercapainya goal, di samping mengidentifikasikan kekuatan yang sudah dimiliki untuk meraih goal yang diinginkan, serta potensi atau hal-hal yang masih perlu ditingkatkan untuk mendapatkan goal tersebut.

Jadi tahap Ideas adalah tahapan di mana klien difasilitasi untuk menggali Capabilities yang dimiliki, dan mampu memetakan kekuatan dan potensi yang dimiliki. Selanjutnya adalah memunculkan kreativitas dan fleksibilitas dari klien, bagaimana dengan peta yang dimiliki ini dapat dioptimalkan untuk meraih goal.

Di tahap ideation ini, klien akan diajak untuk mengeksplor ide dan opsi seluas-luasnya di level Being, Having, dan Doing. Apa saja perubahan yang dibutuhkan dari diri klien seperti habit baru, kebiasaan baru, karakteristik dan mindset baru. Apa saja hal-hal yang perlu dimiliki, baik internal maupun eksternal resources, atau hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai goal.

Setelah Ide dan Opsi dieksplor di tahap Ideation, Saatnya menuangkan menjadi tindakan nyata. Klien perlu menentukan langkah-langkah realisasi kongkrit yang perlu diambil untuk memanifestasikan goalnya karena hanya tindakan nyata yang dapat membuat goal mewujud menjadi hasil nyata.

Selain klien perlu memasikan bahwa Ide dan Opsinya Achievable, Relevant dan Ekologis, membuat prioritas dan memetakan step by step langkah yang perlu diambil juga sangat penting. Penentuan Prioritas tindakan, apa yang perlu menjadi langkah awal, dan apa langkah berikutnya akan menghantar klien melalui proses pencapaian yang efektif dan efisien sesuai peta yang dimiliki oleh klien.

Tahap terakhir dari siklus coaching adalah tahap Excellent State. Satu state klien yang mampu memiliki Empowerment, mampu melakukan Evaluation dan Enrichment. Klien perlu memunculkan kondisi yang baik dan tepat agar dapat selalu termotivasi, semangat, berkomitmen, konsisten namun agile dalam merealisasikan Langkah-langkah tindakannya hingga goalnya tercapai.

Dengan Excellent State ini, klien tidak hanya mampu meng-Empower dirinya, namun juga mampu berpikir hingga ke level Evaluation dan Enrichment, sehingga Efisiensi dan Efektivitas dari proses pencapaian goal, terus improved menjadi lebih baik lagi.

Salah satu tantangan dalam mencapai Goal adalah berkomitmen untuk terus melakukan tindakan yang telah dicanangkan hingga menuai hasil. Semangat dapat surut sepanjang proses perjalanan mencapai hasil. Komitmen di sini sangat terkait erat dengan Penggalian Meaning di tahap awal. Semakin dalam pemaknaan dan kesadaran yang dibangun, semakin besar komitmen dalam merealisasikan resolusi tindakan, dan semakin klien mampu stay consistent.