Ada sepenggal kisah yang sangat menarik dari seorang tokoh NLP. Beliau adalah John Grinder. Sudah menjadi sebuah kebiasaan baginya untuk mencari, menemukan dan memainkan game baru pada setiap tahunnya. Singkatnya John selalu mempelajari tantangan baru setiap tahunnya.
Termasuk salah satunya adalah ketika John belajar panjat tebing teknis. Dan inti dari artikel ini pun kita dapat dari inspirasi kisah menarik sang maestro NLP ini. Pada waktu itu John belajar pada ahlinya. Memang sudah menjadi sebuah kebiasaannya untuk mempelajari hal yang baru langsung kepada pakar atau ahlinya.
Instructor John ini adalah seorang pemanjat dunia yang hebat dan dasyat. Menariknya beliau hanya mengajarkan tekniknya kepada sedikit orang saja. Kepada siapa? Ya hanya kepada orang-orang tertentu yang akan kita temukan jawabannya pada artikel ini.
Instructor tersebut mengajarkan berbagai hal teknis yang diperlukan untuk melakukan pendakian yang aman, efektif dan tepat sasaran. Selama berbulan-bulan dilatih, mereka juga sempat mencicipi berbagai pendakian yang istimewa. Dan menjelang penutupan kelasnya, instructornya ini berkata jika masih ada kelas pendakian tingkat lanjut yang bisa diikuti.
Hanya saja beliau mengatakan jika sarat untuk mengikutinya, mereka harus lolos uji penampilan pada pendakian terakhir yang akan digelar. Artinya meskipun sebagian orang dari peserta ingin mengikuti kelas lanjutan tersebut, itu tidak menjadi jaminan jika mereka akan diterima oleh instructor John tersebut.
Akhirnya pendakian itu pun dilaksanakan. Dan sebelum mereka mengambil start. Asisten mengatakan jika instructor tidak bisa hadir dalam pendakian ini jadi mereka harus melakukan pendakian tanpa dampingan oleh instruktor. Mereka pun sedikit kecewa. Namun yang lebih membuat mereka kecewa atau tetap semangat adalah medannya. Sangat berbeda dengan medan yang telah mereka daki.
Mengapa? Ternyata puncaknya sangat jauh. Ketika mereka sampai dipuncak, ternyata masih ada puncak yang harus mereka daki. Begitu seterusnya. Tidak sedikit dari mereka yang mengeluh ketika melihat puncak yang ada didepannya. Namun ada beberapa orang yang semakin semangat dan bergairah untuk terus mendaki dan menaklukkannya.
Singkat cerita, hanya orang-orang yang selalu semangat, tertantang dan bergairah itulah yang diterima dalam kelas lanjutan dari sang instructor. Inilah inti sari dari kisah pendakian John, sang maestro NLP. Sangat cocok dengan NLP. Jika kita ingin mencapai suatu impian, carilah partner yang juga sama-sama semangat dan berminat dengan impian kita. Maka perjalanan dan pendakian yang kita lakukan terasa lebih menantang dan menggairahkan.
008/NLP