By Fiona Wang
Taukah Anda apa penghambat terbesar yang menghalangi seseorang untuk mampu mengasihi dirinya (self love)? Ya, betul, suka mengkritik diri sendiri (self-criticism) dan sifat perfeksionis yang berlebih. Kedua hal ini kemudian mengarah pada penghakiman diri bahkan dapat membuat sakit, bisa lari ke psikosomatis. Untuk mampu mencintai diri, seseorang perlu punya waktu untuk terhubung dengan beberapa hal berikut.
1) Mengambil waktu untuk memulai perjalanan Self-discovery.
Dari pada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, mending temukan dan petakan kelebihan dan ‘kekurangan’ diri. Nah, butuh sudut pandang yang tepat juga terhadap apa yang disebut dengan kekurangan (weakness), bagaimana jika kita melihat apa yang disebut weakness ini sebagai Potensi yang belum dikembangkan? Ketika menemukan ada satu ‘kekurangan’ yang dimiliki oleh diri, ini sebenarnya kabar baik atau kabar buruk? Bayangkan setelah menyadari dan menerima kehadiran ‘kekurangan’ ini, apa yang mungkin terjadi ketika ia diatasi dan ditingkatkan? Menyadari keterbatasan diri juga dapat membuat seseorang dapat memaafkan dirinya bahkan bekerjasama dengan orang lain yang dapat membuka keterbatasan ini dengan kelebihan yang mereka miliki. Dalam bisnis misalnya, bayangkan bahwa Anda adalah seseorang yang sangat strategic, dan rekan Anda adalah seseorang yang sangat tactical, ketika Anda berdua berpadu, bukankah menjadi dahsyat? Ada orang bijak bilang, ketika dua hal yang saling bertolak belakang menyatu, maka akan membentuk kesempurnaan.
2) Berlatih Lemah Lembut.
Sekalipun sebagian orang beranggapan bahwa karena kita hidup di dunia yang keras dan penuh dengan persaingan dan judgement, kita harus keras, kuat dan perkasa menghadapi hidup. Sebagian orang kemudian menjadi terlalu keras pada diri sendiri, entah itu menjadikannya menentukan standar yang terlalu tinggi untuk dirinya, sangat kritis dan judgemental diri ataupun perfeksionis. Selama praktek menjadi konselor 10 tahun terakhir, saya banyak menemukan klien yang demikian. Dunia memang punya force untuk membuat seseorang menjadi manusia yang keras hati, namun sebagai co-creator dari hidup kita sendiri, kita punya Power untuk menciptakan realitas yang berbeda. Bayangkan ketika Anda lemah lembut pada diri Anda saat ini, apa yang Anda rasakan berbeda sekarang pada diri Anda, secara fisiologis berubah? Anda jadi bernafas lebih pelahan? Terasa lebih ringan? Bayangkan ketika Anda mempraktekkan hal yang sama ketika memperlakukan orang lain, hal-hal baik seperti apa yang akan terjadi?
3) Sediakan waktu untuk Terhubung
Mencintai diri sederhananya berarti taking care atau merawat diri sendiri, termasuk punya waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai, nulis, baca, ketemu teman, meditasi, dll. Anda bisa tanyakan pada diri sendiri, “pengalaman seperti apa yang membuat saya merasa ‘diasuh’ dengan baik? apa yang akan membuat hatiku bernyanyi dan semangatku terbang tinggi?” Sebelum kita mampu mencintai orang lain, kita perlu untuk mampu menerima cinta, peduli dan support terutama dari diri sendiri.
4) Perasaan Pantas dan Layak Diri
Sekalipun tidak dapat dijelaskan secara sadar sebenarnya di tataran nir-sadar terdalam, kita hanya menerima dan mengalami kejadian-kejadian dalam hidup yang kita yakini pantas untuk kita terima dan alami. Mungkin banyak teman-teman yang protes, ‘ah, engga begitu ya, masa sih saya pantas dibully?’ Namun sesungguhnya state, energy dan vibrasi yang dipancarkan itulah, entah karena perasaan merasa tidak disayang, merasa inferior, merasa tidak berdaya itulah yang menarik hal tersebut untuk terjadi. So, ketika kita ingin menerima dan mengalami hal-hal yang baik, mulailah memantaskan diri untuk menerima dalam wujud setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan kita.
5) Terhubung dengan Memory Cell kita.
Nah, karena bagian ini seru banget dan panjang penjelasannya, terkait ke sebab-sebab psikosomatis juga dan cara merelease nya, kita bahas di satu artikel tersendiri nanti ya….
Bagaimana manusia memandang dan menempatkan dirinya juga dualistis. Ada yang menempatkan dirinya di atas segalanya, sebaliknya di sisi yang satu lagi, ada orang-orang tertentu yang kurang mencintai dan menghargai dirinya. Biasanya ini terjadi karena pengalaman dari masa kecil yang mengganggu self-esteemnya. Sebagai orangtua, saudara, sahabat, mungkin hal-hal di atas adalah small things yang bisa kita support untuk membantu orang-orang terkasih kita untuk mampu self-love. Bahkan bisa jadi diri sendiri juga membutuhkannya. So my friend, selamat mencintai diri sendiri dengan lemah lembut, have a wonderful holiday. FW201118
#SelfLove
#SelfAcceptance
#CoachingWithSMILE
#WellnessCoaching
#IntegraInsitute
#TheSecretOfLifeWellness
#InspiredByInnaSegal