by Fiona Wang
Setiap orang memiliki Inner Child. Inner child merupakan bagian dalam diri seseorang yang merupakan hasil dari pengalaman masa kecilnya, yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Inner child merupakan salah satu bagian dari alam bawah sadar manusia. Carl Jung mencatat bahwa bagian dari jiwa manusia ini ada di dalam diri setiap orang dan ia dapat mengganggu ataupun meningkatkan pilihan dan perilaku sepanjang hidup kita.
Inner Child atau saya suka menyebutnya kanak-kanak dalam diri kita ini berhubungan erat dengan keluarga, dukungan, perhatian, dan keamanan yang dialami seseorang pada saat sebelum masa pubertas. Banyak kegelisahan yang manusia alami berasal dari masa kecil dan aspek dari Inner child yang merasa tidak aman, rapuh, dan tidak berdaya untuk merubah keadaan. Sebagai seorang anak, ketika harus mengambil tanggung jawab yang terlalu besar untuk keluarga dan ‘tumbuh dewasa terlalu cepat’ dapat membuat aspek mental, emosional dan spiritual menjadi ‘kaget’. Contoh lain, seseorang yang merasa terlalu dibebani tanggung jawab ketika kecil ketika dewasa dapat ‘hobi’ melakukan sabotase kariernya karena masih ingin bersenang-senang.
Inner child seperti ini dapat menyebabkan seseorang pada level fisik dan psikis merasa depresi, berat dan tidak sehat. Bahkan dapat dapat menimbulkan symptom psikosomatis, banyak masalah pencernaan, ginjal, sakit punggung, dan masalah fertilitas yang muncul karena ketidakmampuan inner child untuk memproses derita masa kecilnya.
Menurut Inna Segal, seorang pakar holistic Healing, ada 4 aspek utama dari Inner Child yaitu: Abondoned Child, adalah Inner child yang merasa tidak diterima, tidak dihargai, dan disalahpahami. Ia tidak memiliki sense of belonging, dan sering kali merasa kesepian, terisolasi dan tertolak. Lalu ada The Wounded Child, inner child ini merasa terluka, diabaikan dan diperlakukan tidak sebagaimanamestinya. Ia merasa sebagai korban, mengalami kekerasan dan trauma. Kemudian menjadi mudah bagi dia untuk menyalahkan orang lain, dan memandang dunia sebagai tempat yang menakutkan, sulit dan menyakitkan. The Wounded child ini biasanya sulit membina hubungan dengan orang lain. Berikutnya adalah Rebellious Child. Inner child ini menolak dikontrol dan diperintah, sehingga mengalami kesulitan untuk diterima komunitas social, sulit mengikuti sistem, situasi dan aturan-aturan yang diberikan. Sering kali Inner child ini merasa dibatas-batasi, bosan dan lelah untuk menyesuaikan diri. Yang terakhir adalah Divine Child. Shadow dari Divine Child ini muncul ketika dirasakan kehilangan harapan, kemungkinan dan keajaiban hidup tidak datang-datang. Hal ini kemudian bermanifestasi menjadi depresi, kelelahan dan kelesuan. Di bawah bayangan ini, anak yang dulu petualang dan optimis, kini tidak lagi melihat bahwa hidup ini berharga, dan ada kemungkinan menggapai mimpinya.
Tentu saja selain bayangan atau sisi gelap tadi, ke empat aspek Inner Child ini juga memiliki sisi terang, dan sisi gelap tadi ketika mendapatkan support dan healing dapat menjadi terang. Seperti halnya dengan setiap aspek kepribadian kita, ketika kita menjadi sadar akan tindakan Inner child kita dan merangkulnya sepenuhnya sebagai bagian dari diri kita sendiri, maka kita dapat mengintegrasikannya ke dalam hidup kita dengan cara yang paling positif. Agar kembali sehat dan seimbang, Anda perlu memeluk kanak-kanak dalam diri Anda dan membantunya untuk melepaskan deritanya, membuatnya kembali merasa dicintai dan diterima yang akan membantunya untuk bertumbuh dan berevolusi.
Ketika berhadapan dengan aspek bayangan (ingat artikel Rangkulah Bayanganmu) dari anak ini, Anda perlu membantunya untuk menemukan rasa aman dan nyaman untuk berubah, mengijinkannya untuk memahami bahwa transformasi bisa menyenangkan dan seru, serta dapat membawa kesempatan baru yang penuh semangat. Mungkin sebagian dari Anda berkata, “Tapi saya bukan terapis dan tidak tahu bagaimana menerapi inner child saya ini, saya harus bagaimana?’ Cara paling gampang, ketika muncul perasaan tidak nyaman seperti yang dicontohkan diatas, bayangkan Anda memeluk rasa tidak nyaman tersebut seperti memeluk anak-anak. Cukup katakan, “tenanglah, semua baik-baik saja, kita baik-baik saja.” Peluklah ia penuh kasih sampai ia merasa nyaman kembali. Tentu saja akan lebih baik jika Anda dapat belajar melakukan Inner Child Healing, namun mempraktekan latihan ini dapat menenangkan dan membuat perasaan Anda pelan-pelan menjadi lebih baik. Baiklah kawan, selamat memeluk kanak-kanak dalam dirimu ketika mereka nongol dalam bentuk perasaan ataupun perilaku yang Anda sendiripun mencelanya. Kasih, support, perhatian dan pengertian juga menyembuhkan. Have a blessed Friday, for your highest and Best. FW231118
#SelfLove
#SelfHealing
#EssentialHealingTechniques
#TranspersonalSelfMastery
#IntegraInsitute
#TheSecretOfLifeWellness
#WorkWithYourInnerChild
#InspiredByInnaSegal